Langsung ke konten utama

Sampah 2

Ok kembali berjumpa lagi bersama saya.
Hari ini saya baru saja menyelesaikan ujian tulis dari beberapa kitab bahasa arab yang saya pelajari di sini. Memang tak terlalu sulit, tapi untuk mencapai nilai sempurna butuh kerja keras dan cerdas yang kontinyu. Sedangkan saya merasa belum maksimal dalam belajar. So hasilnya pasti juga kurang memuaskan. Tapi tak mengapa, akan kucoba lagi di kesempatan mendatang. 

Dalam buku "Think Like A Freak", saya pernah membaca cara dalam berpikir. Ada yang berpikir mementingkan diri sendiri atau mementingkan kepentingan lain. Misalnya dalam pertandingan sepak bola ketika adu penalti. Bayangkan anda adalah bintang besar, yang jika anda bisa memasukkan bola, anda akan membawa tim nasional anda menjadi juara dunia.  Kemudian nama anda akan diagung-agungkan menjadi seorang pahlawan. Namun bagaimana jika sebaliknya. jika bola tidak masuk gawang para suporter akan mencaci anda, rasa malu dan beraalah akan menggelayuti diri berhari-hari atau mungkin selamanya. 

Anda akan menendang bola. Anda memiliki peluang sebanyak 75% untuk memasukkan bola. Mungkin kita ingin menambah probabilitas peluang kita dalam mencetak goal. Kita berpikir bahwa kita akan melakukan tipuan, menendang ke sebelah kiri atau kanan. Bagaimana jika anda melakukan tipuan terkonyol dengan menendang ke tengah gawang tepat ke arah penjaga gawang. 

Ya, di sanalah penjaga gawang berada, tapi anda yakin dia akan mengosongkan tempat itu ketika anda menendang. Kata data: Penjaga gawang akan melompat ke kiri 57% dan ke kanan 41%. Itu berarti dari 100 tendangan hanya 2 kali penjaga gawang tetap berada di tengah gawang. 

Dalam buku tersebut mengatakan bahwa data membuktikan tendangan ke tengah gawang tujuh persen lebih mungkin berhasil dari pada ke arah sudut gawang.

Dari kemungkinan yang ada beranikah anda mengambil kesempatan tersebut?.

Nah, disini ada resiko tidak masuk, namun jika harus memilih antara menendang ke tengah gawang atau tendangan ke sudut gawang. Mana yang lebih memalukan jika tidak tercipta goal?.

Jika anda memikirkan ego diri sendiri, kemungkinan besar anda akan memilih sudut gawang karena jika tak masuk resiko memalukannya tak sebesar jika memilih mengarahkan tendangan ke tengah gawang. Sebaliknya jika anda memikirkan kepentingan bersama, anda akan mengambil peluang tujuh persen yang lebih mungkin berhasil yaitu mengarahkan ke tengah gawang. 

Sisanya baca sendiri, buku ini memang mengajak pembacanya agar berpikir baru dari yang biasanya. Dalam ujian tulis hari ini saya menemukan soal yang seperti di atas, yakni ada dua kemungkinan jawaban benar. Jawaban yang satu menawarkan jawaban benar menurut buku lain yang pernah saya diskusikan dengan sahabat saya. Dan satu jawaban lainnya saya belum pernah membacanya dan saya pikir itu mungkin benar. Karena saya lebih memikirkan ego sendiri karena takut malu kepada sahabat saya jika saya memilih jawaban yang mungkin benar itu, saya memilih jawaban yang ketika kita diskusikan bersama dia membenarkannya. Padahal untuk ujian kali ini buku yang digunakan adalah berbeda dan ada beberapa teori berlawanan.

Setelah saya mengeceknya ternyata jawaban saya salah. Dan benar, ketika saya bertemu sahabat saya yang juga ikut ujian rasa malu saya tak sebesar jika saya memilih jawaban lain. 

Berarti saya sendiri masih belum bisa "Think Like A Freak" seperti yang diajukan oleh penulis buku tersebut. Sebenarnya masih banyak buku-buku yang ingin saya jelaskan. Mungkin di lain waktu nanti.

Untuk hari ini Saya sudah buang sampah pikiran pada tempatnya. Bagaimana dengan anda?




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab