Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Ezra

Kapan kau tiba Mengapa aku tak melihatnya Apakah kau bersembunyi di bunga-bunga yang baru mekar Atau di balik bulu burung yang sedang bermain di padang hijau itu

Tiket terakhir

Aku termangu lama menikmati pemandangan di sekitarku, yakni pohon hijau rindang yang di penuhi buah dengan beraneka ragam warna, di bawahnya mengalir air yang jernih, dengan di penuhi ikan yang berenang di dalamnya. Suara aliran sungaipun mengalun indah berharmoni dengan suara cicitan burung dan serangga lainnya, sebenarnya hari itu sudah siang, tapi terasa seperti masih pagi dikarenakan sinar matahari hanya sedikit pendarannya yang mampu menerobos celah dedaunan. Kemudian aku meneruskan untuk berjalan menyusuri jalan setapak yang disekitarnya tumbuh bunga bunga tulip, mawar, dan bunga kecil lainnya. Nun jauh di depan sana aku melihat air terjun bagaikan rambut sutra yang terjurai membelah di antara bebatuan dan hijau pepohonan. İtu adalah air terjun terindah yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Tapi tiba-tiba ada kabut tebal yang datang dan membuat suasana menjadi gelap. Aku sedikit terkejut. Tapi entah kenapa aku merasa penasaran seakan ada suara yang memanggilku untuk terus

Pecel + sambel kacangnya

Pecel siapakah kau sebenarnya Apakah kau bayam Yang begitu lembutnya kepada seseorang Atau kacang panjang yang selalu Menyimpan perasaan walaupun sebesar biji Atau ketimun yang selalu menjadi objek nyanyian tentang sosok kancil Yang manakah pecel Jika ku tengahi perdebatan ini Dengan membenarkan semua pihak Baik dari sisi bayam ataupun kacang panjang Itu belum cukup Masih butuh satu unsur yang tak boleh dilupakan yaitu sambel kacang Sambel kacang sendiri sebenarnya bukan jawhar seperti atom tapi dia juga merupakan murakab dari cabai, kacang, gula, garam dan tambahan lainnya. Jadi pecel merupakan sebuah kesatuan dari beberapa sayuran dan racikan bumbu yang berubah menjadi makanan terenak yang tiada tara. Aku sebenarnya sedang memikirkan apa Ini bukan analogi atau apa Aku hanya kangen pecel dan sambel kacangnya itu saja Murakab : susunan

Lebaran

Tak ada ketupat apalagi pecel dan sambel kacangnya. Tak ada adik, mae dan bapane. Sedikit hampa, ada kesesakan yang membuat mata mulai berembun. Tapi aku menahannya. Untung sekarang ada kecanggihan teknologi yang bisa menyambungkan dua hati yang terpisah diantara beberapa pulau dan negara.  Langsung saja ku telpon keluargaku. Melalui nomer mae. Pas nyambung, terdengar suara perempuan di seberang sana. Aku mengucapkan salam dan langsung meminta maaf pada ibuku/ mae karena lebaran sangat cocok untuk ajang maaf dan memaafkan tanpa menafikan hari yang lainnya. Nah, sejenak setelah itu aku mendengarkan sedikit isak tangis dari mae. Siapa yang tak haru mendengarkan tangisan orang tua, terutama ibu. Perasaanku terhanyut kepada kesesakan yang tadi semoat kurasakan, tiba-tiba mataku memanas, aku tahan agar tidak jatuh air itu. Aku masih bisa menahan di pagi ini untuk tidak cengeng. Paling tidak nanti malamnya turun hujan. Aku memikirkan selama ini sepertinya aku belum bisa memberikan ke

Buru buru

Kau tahu aku sedang terburu-buru Tapi dirimu selalu saja memintaku ini itu Kau tahu waktuku tak banyak Tapi kau merajuk untuk ikut Bersabarlah Semua akan menempati posisinya Aku akan menempati aku Kau adalah kau Aku dan kau apakah satu Belum pasti Sekarang ambillah sebanyaknya Mumpung masih musimnya Selagi muda Pasti akan mudah dan susah Tuk dapatkannya Aku ingatkan sekali lagi Sebentar lagi kita akan pergi Meninggalkan musim ini Dari halaman sini Maka cepatlah

Puasa pertama di Ankara

Sebiru hari ini... Birunya bagai langit terang benderang.... Sambil mendengarkan lagu Edcoustic di sore ini... Aku menulis cerita ini untukmu di sana.. dimana lagi kalau bukan Indonesia negeri tercinta. Kali ini aku berkisah mengenai rasanya puasa di Ankara, Turki. Puasanya panjang banget, imsaknya jam 3.00 buka puasanya jam setengah 9 malam. Eh, disini masih sore sih. Trawehnya jam sebelas baru selesai malah seringnya setengah 12 malam. İtu kalo traweh heheh... Nanti jam 2.00 sahur. Gitu terus selama ramadhan. Untung paginya banyak tidur. Jadi ya sebenernya sama saja. Puasa dengan jangka waktu seperti itu tidak terasa lemas sih, cuma pas kalo gak ada nasi pas sahurnya, besoknya kalo pas baper pasti kerasa lemes. Di sini juga pas buka puasa gak ada kolak, ataupun es campur jadi lumayan kangen sama mereka kalo pas waktu buka dateng.

Izinkan aku kembali ke masa lalu

Entah mengapa aku masih suka mendengarkan musik atau lantunan nada lainnya karena aku merasa bisa kembali ke masa lalu tenggelam merasakan segala perasaan yang ingin ku ulang kembali, seperti sedih, bahagia ataupun semangat, bersama teman teman yang telah memberikan warna hidup. Dan kadang ketika begitu khusyuknya mendengarkan musik tertentu kita kadang menginterpretasi dengan begitu berlebihan. Walaupun ada kemungkinan saja beberapa benar sesuai perasaan sang pencipta lagu saat itu. Memang