Langsung ke konten utama

Kisah Kasih di Dunia

Hai kamu, apa kabar? Semoga Tuhan selalu memberikan kasih sayangnya padamu.

Karena kita sebagai manusia sangat membutuhkan kasih sayang. Ingat ya, garis bawahi kata membutuhkan.
Jadi kebutuhan itu penting, coba kita ingat-ingat pelajaran ekonomi kelas 10 waktu kita masih duduk di SMA. Kebutuhan adalah suatu keinginan yang harus dipenuhi untuk melangsungkan kehidupan. Jadi kita tidak bisa hidup tanpa kasih sayang? Khususnya kasih sayang Tuhan? Jawabannya ya iya lah. Masa ya iya dong. 

Coba kembali fokus. Tuhan telah menciptakan Matahari untuk kita sehingga kita bisa merasakan kehangatan sinarnya, lalu dengan matahari itu bisa memungkinkan adanya fotosintesis pada tumbuhan yang akhirnya menghasilkan oksigen. Semuanya untuk kita manusia. Itu baru sedikit manfaat matahari. Terus itu juga baru matahari belum yang lainnya seperti udara, air, tumbuhan, tanah dan masih banyak lagi yang kalau dijelaskan disini mungkin akan memakan waktu sampai kamu wisuda. (cie yang mau wisuda)



Jadi dengan kasih sayang Tuhan lah berjutaan nikmat itu selalu hadir dalam hidup kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Emang ada yang tidak kita sadari? Banyaklah. Coba pikirin kenapa telinga kamu disitu, terus hidung gue disini lubangnya ngadep bawah, terus gigi kamu berhenti numbuh? Emang kamu pikir itu wajib pada tempatnya, atau Tuhan memang harusnya/ wajibnya membuat yang seperti itu pada tempatnya dan membuat beberapa bagian berhenti bertumbuh. Itu tidak wajib bagi Tuhan, Terserah Dia aja, kalau mau membuat telinga satu aja misalnya terus letaknya dijanggut, atau mungkin hidung gue lubangnya ngadep ke atas jadi pas gue nangis gue bisa nyicipin air mat ague sendiri atau coba misalnya gigi kamu numbuh terus sampai nyentuh lantai, kan semuanya jadi repot. Tapi Tuhan memberikan yang terbaik buat kita agar semuanya itu digunakan untuk kebaikan.


Jadi kita harus berterimakasih? Ya jelas lah, nenek-nenek yang gak pernah mandi dan makan bangku sekolah juga tau jawabannya. Kita harus bersyukur dengan berjuta nikmat tersebut. Nah tahapan bersyukur itu banyak, mulai dari berterimakasih kepada Tuhan, terus menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan sesama manusia atau dengan kita merawat lingkungan kita. Itu juga bentuk terimakasih kepada Tuhan. Selain itu dengan berterimakasih maka nikmat kita akan ditambah. Apalagi berterimakasih yang diikuti dengan berbuat kebaikan untuk sesame pasti jelas bertambah itu nikmatnya. Contohnya saja gue merasa bersyukur karena telah memiliki motor, terus bentuk syukur atau terimakasih gue kepada Tuhan adalah ngajakin Kamu berangkat ke kampus bareng. Pasti nanti suatu saat kamu akan berterimakasih ke gue dengan bermacam-macam bentuk mungkin kamu bisa minjemin duit pas gue butuh, atau minjemin pakaian kamu pas gue butuh juga. Walaupun misalnya kamu gak berterimakasih ke gue, maka orang lain akan berterimakasih dengan bentuk memberikan pertolongan ke gue. 

Ya karena alam ini memang memiliki suatu hokum sebab-akibat. Kalau kita memberikan energi postif kea lam ini, maka alam akan menerimanya dan mengembalikan ke kita. Sebaliknya kalau kita memberikan energy negatif ya kamu sendiri yang tanggung akibatnya. Makanya kalau di agama budha atau hindu gue lupa ada istilah karma. Kalau di islam sendiri ada ayat yang mengatakan: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia melihat (balasan)nya . Dan barangsiapa yang mengerjakan kejehatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya (pula).” (Q.S Az-Zalzalah 7-8)


Intinya kita itu harus menyebar (Cinta) kasih (sayang) yang awalnya dikasih sama Tuhan terus kita terima. Akhirnya kita bilang terima kasih. Lalu kita operkan kasih itu ke teman kita, saudara kita, lingkungan kita dan sebagainya sehingga mereka menerimanya sehingga mereka terima kasih. Dan saya akhiri sekian dan terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab