Apakah ibadah harus selalu di rumah ibadah?
Dalam
buku “Path of Life” Komaruddin Hidayat menyebutkan bahwa kegiatan
ibadah dalam Islam, sebagaimana juga dalam agama lain, selalu
mengandung dua dimensi: esoteric dan
exoteric.
Yang pertama sifatnya sangat pribadi tujuan akhirnya adalah untuk
mendekat dengan Tuhan dengan jalan menyucikan diri, menjauhkan
pikiran, omongan dan tindakan yang kotor.
Yang
kedua, dimensi exoteric,
yaitu dimensi implikasi lahir bahwa orang beragama dituntut
melaksanakan perintah agama dengan baik, terukur dan dapat diamati,
yang tujuan akhirnya membentuk karakter dan kepribadian mulia
sehingga prilaku kebergamaan seseorang mendatangkan manfaat dan
kebaikan bagi sesama manusia. Dengan demikian, dimensi iman selalu
mengasumsikan memunculkan kesalehan sosial.
Dalam
tradisi Kristiani, kedua dimensi ini disimbolkan dengan “salib,”
yang satu ke arah vertikal, yang lainnya horizontal. Dalam islam ,
dituangkan dalam frase hablun minallah,
wa hablun minannaas. Mendekat dan
berbakti kepada Tuhan harus juga membuahkan kebaikan dan pelayanan
kepada sesama manusia.
Setelah
melihat konteks di atas, seharusnya ketika kita semua menghayati
ajaran agama kita masing-masing maka akan muncul suatu sistem yang
memelihara nilai-nilai kebaikan, sehingga terwujudlah kedamaian di
dunia ini. kedamaian disini bisa berarti terjaganya stabilitas
politik dalam negara, kesejahteraan seluruh rakyat, lestarinya
lingkungan hidup yang sehat dan kebermanfaatan teknologi. Tentunya
semua ini terjadi karena manusianya yang telah mencapai tahapan
khalifatul fil ardhi.
Tahapan-tahapannya
sendiri dalam kehidupan manusia adalah berawal dari manusia sebagai
makhluk hidup. Sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup yang makan,tidur,
tumbuh, dan berkembang biak. Seperti halnya binatang, manusia pada
tahapan ini hanya berfokus kepada keinginan nafsunya untuk
menyenangkan dirinya sendiri untuk mencapai kepuasan, manusia ini
akan berbuat tanpa memperdulikan kepentingan orang lain. Persaingan
adalah media yang digunakan untuk mencapai keinginannya, tidak peduli
kalah, bahkan sampai lawannya mati pun tidak mengapa, jika hal itu
bisa memuaskan dirinya.
Tahapan
berikutnya manusia telah menyadari bahwa dirinya adalah manusia yang
berakal. Sehingga dengan akalnya tersebut manusia menciptakan nilai
dan norma untuk mencapai keuntungan bersama. Jadi manusia telah mampu
untuk hidup secara sosial dengan berbagai keberagaman yang ada. Ilmu
pengetahuan dan budaya telah berkembang dalam pribadi manusia pada
tahapan ini. sehingga manusia mampu menciptakan suatu karya yang
bermanfaat untuk kehidupannya. Namun didalam tahapan ini manusia
belum mengenal betul siapa dirinya, dan untuk apa dirinya ada.
Pada
tahapan berikutnya, manusia telah memahami jati dirinya sebagai
sebuah ciptaan Sang Maha Pencipta. Yang mengatur segala yang teratur
dalam jagad raya ini. manusia telah mencapai pemahaman yang hakiki
bahwa keteraturan garis edar benda-benda langit, siang dan malam,
keterukuran curah hujan, kadar oksigen dan lain-lainnya adalah bukan
suatu hal yang kebetulan. Pasti ada yang mengaturnya. Dan yang
mengatur pasti adalah yang Maha teliti, yang Maha Besar dan Maha Esa,
satu-satunya. Tidak ada yang menyamainya dalam hal apapun. Manusia
pada tahap ini telah memiliki rasa spiritual yang selalu ingin
mencari ketenangan dalam batinnya. Oleh karenanya imannya akan
menuntun untuk mempercayai Tuhan. Setelah itu kemudian manusia akan
mencari referensi yang berhubungan dengan Tuhan. Maka akan muncul
kitab suci, para nabi yang menyampaikan risalah dan agama itu
sendiri. Setelah memahami semua itu maka manusia akan dengan yakin
meyadari bahwa dirinya adalah hamba Tuhan sekaligus khalifah
fil ardh atau Manajer Bumi.
Sebagai seorang manajer kita dituntut untuk mampu mengalokasikan sumber daya yang telah Tuhan diberikan untuk dipergunakan semaksimal mungkin demi menyejahterkan semua makhluk hidup. agar nantinya Bos kita bangga telah mempercayakan bumi ini kepada kita sebagai manusia. dengan menjalankan tugas sebaik mungkin mustahil bagi Bos untuk tidak menaikkan pangkat kita. kemudian akan menambah gaji kita dll. tapi hal ini jangan dijadikan sebagai tujuan. Tujuan kita adalah untuk mendekati Bos kita.
Yoi.. cakep gan..
BalasHapusKalo sempet mampir juga yee ke blog sederhana milik ane.
ok gan.. an jg pengin banyak sharing ni
BalasHapusok gan.. an jg pengin banyak sharing ni
BalasHapus