Langsung ke konten utama

bertemu Cinta

Akhir-akhir ini aku baru bisa merasakan cinta yang cukup dalam. Yah, memang benar cinta itu datangnya tiba-tiba namun dapat dipersiapkan awal kejadiannya. Walaupun aku sudah sering berjumpa denganmu dan tidak jarang untuk memikirkanmu namun rasanya aku baru mengenalmu. Memang waktu berjalan begitu cepat. Rasanya agak kecewa, mengapa di akhir masa masa kita dipertemukan aku baru mau berpikir serius mengenaimu.

Kata orang jawa witing tresno jalaran soko kulino (cinta tumbuh dengan cara kebiasaan) entah itu kebiasaan memikirkanmu atau kebiasaan mendengarmu diperbincangkan. Semuanya mengalir bagaikan aliran sungai yang begitu alami, pelan tetapi pasti. Memang terdengar begitu berlebihan namun kau pasti bisa memahami seseorang yang sedang jatuh hati bagaimana ia menumpahkan segala isi hatinya. Saat ini, itulah yang sedang ku rasakan.

Awalnya aku berpikir rasanya sulit untuk jatuh hati padamu karena kau selalu sulit kupahami, namun karena kasih sayang Sang Maha Pengasih akhirnya aku diam-diam mulai mengagumimu. Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kau selalu menjadi pokok pembicaraan setiap orang karena itu kau menarik, kau terlalu sering membuat aku pusing dengan banyak teori yang coba kau debatkan oleh karena itu ku tak pernah merasa bosan, namun ku tak mengerti mengapa ku jatuh hati padamu. walaupun kau sering membuat masalah dalam hidup ini namun aku akan berusaha akan selalu mencintaimu, mencintai dengan penuh kesadaran dan kewajaran karena cinta terhadap sesuatu hendaknya sesuai dosisnya. 

Kau selalu mengajarkanku untuk bekerja keras, selalu memberikan mengenai pentingnya hidup hemat, membuat suatu karya yang memiliki manfaat bagi khalayak dan memberikan teladan pentingnya makna keseimbangan. Awalnya aku berpikir kau terlalu mewah dan bebas, sehingga hanya orang-orang tertentu yang dapat bergaul denganmu dan kau yang ku pikir dapat melakukan apapun untuk memenuhi keinginanmu tanpa melihat kepentingan orang lain dan egois. Selanjutnya aku berpikir ada baiknya jika kau selalu dijaga, diawasi bahkan diatur agar kelakuan bebasmu dapat dikendalikan sehingga tidak akan terjadi pergesekan kepentingan namun setelah ku tanyakan pada diriku sendiri, melihat berbagai fenomena dan mempertimbangkan wejangan guruku, pengendalian penuh terhadap kebebasanmu bukan merupakan keputusan yang tepat karena hal tersebut akan menghambat potensi yang kau punyai. 


Pada akhirnya ku putuskan untuk memilih jalan tengah dengan memberikan kebebasan namun dalam keadaan tertentu kau harus dikendalikan untuk menyeimbangkan keinginan egois dalam dirimu. Semoga rasa ini tidak melupakanku terhadap penciptamu yang Maha Rahman. Karena dengan kehendaknya aku bisa bertemu denganmu dan mengenalmu. Juga karena seseorang duta pilihanNya lah aku bisa memahami pentingnya makna keseimbangan dan kebermanfaatan. Ku berdoa semoga dengan mengenalmu dan memahamimu aku bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi kehidupan sekitarku. Cintaku (Ekonomi)…

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat untuk Mantan, BiIQis

Yth. Kepada Mantan BiIQis Di manapun berada.                 Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu, Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.                      Sapardi Djoko Damono Sehubungan dengan datangnya surat ini, aku ingin memberikan kabar bahwa aku di sini sedang tidak terlalu baik tapi tidak juga buruk. Udara musim dingin belum begitu bersahabat denganku sehingga kadang membuatku merasa kurang nyaman. Ya, walaupun begitu, aku tidak bisa menafikan keindahan hujan saljunya yang memberikan hiburan tersendiri bagiku, karena menurutku hujan salju itu seperti hujan gula ...

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahi...