Setiap pagi aku selalu suka melewati tukang bunga di persimpangan jalan dekat pasar itu.
Untuk sekedar melihat beberapa mawar merah bertangkai yang tampak segar dengan rekahannya yang merona.
Untuk sekedar melihat beberapa mawar merah bertangkai yang tampak segar dengan rekahannya yang merona.
İngin sekalli aku memilikinya, bukan hanya untukku sendiri tapi juga untuk menyenangkan ibuku, karena ibu suka sekali dengan bunga mawar.
Ibuku pernah bercerita padaku bahwa dulu, ketika ibuku masih kecil, dia selalu tekun merawat mawar yang ditanam sendiri di halaman rumah.
Ibuku juga mengajariku tentang arti keindahan, dan tentang menjaga keindahan.
"Tuhan itu maha indah dan suka dengan keindahan, maka bergembiralah jika kamu bisa membuat keindahan, atau jika tak bisa, minimal jagalah keindahan itu agar tetap lestari.
Sekarang aku masih didepan tukang bunga itu, memperhatikan orang- orang yang telah mendapatkan bunga pilihannya, mereka semua berwajah sumringah tak kalah indah dengan bunga yang dibawanya.
Aku hanya ikut merasa senang jika melihat ada orang lain bahagia, katanya orang sini, kebahagiaan itu bisa menular.
Kemudian aku kembali meringis, ketika mendapati hanya dua lembar uang Rp.1000,-an yang bersarang di saku celanaku, ya, aku hanyalah bocah SD yang masih harus giat belajar. Siapa tau nanti ada kesempatan untukku sukses. Kemudian akan ku belikan mawar merah terindah untuk ibuku.
Komentar
Posting Komentar