Langsung ke konten utama

Mawar untuk ibuku

Setiap pagi aku selalu suka melewati tukang bunga di persimpangan jalan dekat pasar itu.
Untuk sekedar melihat beberapa mawar merah bertangkai yang tampak segar dengan rekahannya yang merona. 


İngin sekalli aku memilikinya, bukan hanya untukku sendiri tapi juga untuk menyenangkan ibuku, karena ibu suka sekali dengan bunga mawar.


Ibuku pernah bercerita padaku bahwa dulu, ketika ibuku masih kecil, dia selalu tekun merawat mawar yang ditanam sendiri di halaman rumah.

Ibuku juga mengajariku tentang arti keindahan, dan tentang menjaga keindahan.
"Tuhan itu maha indah dan suka dengan keindahan, maka bergembiralah jika kamu bisa membuat keindahan, atau jika tak bisa, minimal jagalah keindahan itu agar tetap lestari.


Sekarang aku masih didepan tukang bunga itu, memperhatikan orang- orang yang telah mendapatkan bunga pilihannya, mereka semua berwajah sumringah tak kalah indah dengan bunga yang dibawanya. 

Aku hanya ikut merasa senang jika melihat ada orang lain bahagia, katanya orang sini, kebahagiaan itu bisa menular.


Kemudian aku kembali meringis, ketika mendapati hanya dua lembar uang Rp.1000,-an  yang bersarang di saku celanaku, ya, aku hanyalah bocah SD yang masih harus giat belajar. Siapa tau nanti ada kesempatan untukku sukses. Kemudian akan ku belikan mawar merah terindah untuk ibuku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab