Sahabat apa kabarmu di sana? Masihkah kau sesekali mengingatku di sela-sela detak kesibukanmu?
Sekedar mengingat saat dimana aku selalu meminjam pulpenmu, uangmu, bahkan meminjam hatimu untuk sekedar mendengar keluhanku. Atau masih ingatkah ketika kau memberi tumpangan padaku, me-nraktir-ku, malah sampai memberi rasa bahagia di antara rasa kesepianku. Sementara ini yang bisa ku lakukan hanyalah mendo'akanmu semoga kau selalu di berikan kasih sayang Tuhan.
Sekian lama ku berpikir, ternyata hidupku di penuhi dengan kehadiranmu yang penuh warna, awalnya aku mengira merah adalah kemarahan yang merusak, tapi ternyata tidak, merah adalah semangat yang tak mudah menyerah dan keberanian yang merekah.
Lalu aku bertemu biru yang sepintas tampak sombong seperti tingginya langit ataupun dalamnya lautan, setelah lama ku pelajari ternyata ku temukan kesabaran padanya, dia sanggup menghadapi masalah tanpa mengeluh, dia memiliki keluasan dan kedalaman hati sehingga pada akhirnya yang ku lihat adalah kesejukan padanya. Kemudian tanpa sengaja, aku bertemu hitam yang tampak kelam menakutkan pada kesan pertama, namun setelah sekian lama ku tafakkuri ku temukan kenyamanan di dalamnya, bahkan aku melihat sifat keluwesan pada dirinya ketika bersanding dengan warna lain.
Dan masih banyak warna lainnya yang telah kau berikan padaku. Aku sangat berterima kasih kepadamu, atas segala yang terbaik yang pernah kau suguhkan pada ku. Lalu dengan begitu banyak penyesalan aku meminta maaf yang sedalam dalamnya padamu karena aku tidak dapat hadir saat kau kesusahan ataupun kebingungan. Aku tidak tahu apakah aku masih dianggap sahabat atau tidak, itu tidak masalah, karena aku selalu menganggapmu sahabatku.
Komentar
Posting Komentar