Langsung ke konten utama

Sahabat

Sahabat apa kabarmu di sana? Masihkah kau sesekali mengingatku di sela-sela detak kesibukanmu?

Sekedar mengingat saat dimana aku selalu meminjam pulpenmu, uangmu, bahkan meminjam hatimu untuk sekedar mendengar keluhanku. Atau masih ingatkah ketika kau memberi tumpangan padaku, me-nraktir-ku, malah sampai memberi rasa bahagia di antara rasa kesepianku. Sementara ini yang bisa ku lakukan hanyalah mendo'akanmu semoga kau selalu di berikan kasih sayang Tuhan.

Sekian lama ku berpikir, ternyata hidupku di penuhi dengan kehadiranmu yang penuh warna, awalnya aku mengira merah adalah kemarahan yang merusak, tapi ternyata tidak, merah adalah semangat yang tak mudah menyerah dan keberanian yang merekah.

Lalu aku bertemu biru yang sepintas tampak sombong seperti tingginya langit ataupun dalamnya lautan, setelah lama ku pelajari ternyata ku temukan kesabaran padanya, dia sanggup menghadapi masalah tanpa mengeluh, dia memiliki keluasan dan kedalaman hati sehingga pada akhirnya yang ku lihat adalah kesejukan padanya. Kemudian tanpa sengaja, aku bertemu hitam yang tampak kelam menakutkan pada kesan pertama, namun setelah sekian lama ku tafakkuri ku temukan kenyamanan di dalamnya, bahkan aku melihat sifat keluwesan pada dirinya ketika bersanding dengan warna lain. 

Dan masih banyak warna lainnya yang telah kau berikan padaku. Aku sangat berterima kasih kepadamu, atas segala yang terbaik yang pernah kau suguhkan pada ku. Lalu dengan begitu banyak penyesalan aku meminta maaf yang sedalam dalamnya padamu karena aku tidak dapat hadir saat kau kesusahan ataupun kebingungan. Aku tidak tahu apakah aku masih dianggap sahabat atau tidak, itu tidak masalah, karena aku selalu menganggapmu sahabatku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab