Langsung ke konten utama

The Great of my dream

Gantunggan cita-citamu setinggi langit
Gantunggan cita-citamu setinggi langit

Apakah itu cita, apakah itu cinta yang mampu melengkapi lubang di dalam hati.
Letto dalam sebuah bait syair lagunya yang berjudul lubang di hati, melakukan observasi mengenai sesuatu yang dapat mengisi lubang di dalam hati. Salah satu variabelnya adalah cita. Semua orang yang memiliki hati yang waras pasti mempunyai cita-cita. Dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh sesuatu yang kita lihat dan rasakan. Contoh, waktu kecil Cita citata mempunyai cita-cita menjadi seorang penyanyi dangdut. mungkin karena waktu kecil dia sering nonton dangdut. dan karena sering latihan, sekarang dia bisa mewujudkan cita-citanya itu.
Gue juga demikian, ketika kecil, kira-kira umur gue 8 (delapan) tahun. gue memiliki cita-cita menjadi seorang petarung sejati yang mampu mengeluarkan berbagai jurus untuk mengalahkan lawan. Seperti jurus Kamehameha, rengkagunung dan rawarontek. Cita-cita ini dipengaruhi oleh acara televisi yang gue tonton. Setelah sekian lama melakukan rutinitas menonton serial aksi tarung tersebut, hasilnya sungguh mengejutkan, gue selalu berhasil mengalahkan lawan-lawan gue dalam setiap pertarungan. Hal ini dikarenakan kita membuat peraturan siapa saja yang paling hafal banyak nama jurus maka dia yang memenangkan pertarungan tersebut. Keren kan cita-cita waktu kecil gue?.
Seiring dengan perkembangan iptek cita-cita gue mulai mengalami evolusi, yaitu menjadi pemain sepak bola, tepatnya sebagai kapten tim. Kira-kira pembaca tahu kan serial kartun apa yang udah gue tonton? Coba kita nyanyikan dulu lagunya ….
Ayo lihat semua, kapten kita datang. Seluruh penjuru kota.a uji kehebatannya.
Pasti udah tau kan? Ya tepat sekali. Yaitu serial Captain Amerika. Sebut saja Captain Tsubasa. Dengan adanya serial tersebut setiap sore, gue jadi rajin bermain sepak bola. Sayang trik tipuan dan tendangan yang gue lakukan tidak pernah berhasil seperti yang gue tonton. Tendangan Gue tidak bisa berubah arah . Tapi gue pantang menyerah, gue selalu berusaha untuk mengubahnya. Dengan keringat yang bercucuran akhirnya gue berhasil mengubah cita-cita gue dari pemain sepak bola paling terkenal menjadi vokalis band paling top. gue mulai mengubah arah belahan rambut gue. Yang dari belah pinggir jadi belah tengah. setahu gue zaman itu belah tengah menjadi trend se-dunia. Setelah gaya rambut rampung, gue mulai aktif karokean ketika mandi. Waktu itu lagi lagu yang lagi nge-hit adalah lagunya peterpan.
Singkat cerita, setelah merasakan asam manisnya kehidupan, gue merasa telah menemukan titik terang dalam hidup gue. Gue telah memiliki cita-cita baru. dalam hati gue berteriak (yeaah.. gue udah ga jomblo) gue telah menggantungkan cita-cita ku setinggi langit ke-tujuh. Gue ingin merasakan jadi Guru. kenapa harus jadi guru? karena mereka itu hebat-hebat. Salah satunya gue temuin ketika gue masih SMP. Dalam setiap mata pelajarannya ada satu guru yang selalu memberikan kata-kata motivasi atau menceritakan kisah-kisah inspirasi yang membuat kami ingin segera menjadi tokoh yang dikisahkan tersebut. Selain itu ketika gue sudah memakai seragam putih abu-abu, gue sering sharing tentang suatu mata pelajaran dengan teman-temanku yang belum memahami suatu pelajaran. Saat gue bisa memahamkan apa yang gue sampaikan, di situ ada rasa yang membuat nikmat dalam kalbu, ya kaya ada manis-manisnya gitu. Pada akhirnya, ketika gue kuliah, gue pernah menginterpretasi sebuah bait syair dari Letto yang menjelaskan bahwa Guru selalu bersahaja dibalik semua keistimewaannya. Dan gue kepingin menjadi guru yang seperti itu ditambah menjadi guru yang selalu menemani muridnya untuk mendapatkan cahaya ilmu. Seperti yang terdapat dalam bait syair lagu tersebut.
Ingatkah engkau kepada… embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya……

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab