Langsung ke konten utama

Solusi Macet versiku

Macet. Apa itu macet?
Saya yakin kamu semua udah pada tau artinya kan? Kalo masih belum tau, coba tanyakan ke orang jakarta. Hehe.

Orang jakarta pasti dari lahir udah tau yang namanya macet. Mulai dari macetnya kendaraan, macetnya kredit angsuran sampai macetnya aliran air yang berubah menjadi banjir.


Ada yg bilang semua salah pemerintah, beberapa bilang salah pedagang kaki lima yg bertebaran di sepanjang trotoar, yg lainnya menyalahkan orang-orang pendatang yang setiap selesai lebaran membawa kawannya dari daerah masing-masing.
Orang indonesia emang paling jago buat jadi kritikus. Termasuk saya sendiri.

Ya. Kalo dibilang macet di jakarta ini sudah menjadi penyakit kronis stadium 8 yang sebentar lagi mau wisuda. (Abaikan).
Hampir semua peredaran yang ada di jakarta terkena penyakit macet. Ada satu yang saya tau peredaran yang jarang macet. Peredaran kotak amal.

Tapi yang saya akan bahas disini adalah macet ide. kawan-kawan pernah kan ketika mau membuat atau disuruh untuk membuat sebuah karangan atau karya tulis tiba-tiba otak yang tadinya banyak gagasan bergelantungan tiba-tiba semuanya bubar bak para banci di pinggir rel jatinegara yang kedatangan Satpol PP. Nah, berdasarkan sumber-sumber yang pernah saya baca dan pengalaman saya sendiri untuk memunculkan ide adalah:

1> Banyakin baca buku, majalah, koran, internet atau sumber lainnya. Semakin banyak bacaan maka otak kita akan kaya dengan informasi sehingga tulisan akan memberikan cakrawala baru bagi pembaca. Selain itu jika dalam otak kita banyak informasi, biasanya kita akan merasakan sayang jika kita tidak membagikan informasi yang berguna kepada orang lain.

2> Hadirilah seminar, workshop, kajian, diskusi ataupun ceramah  yang ada disekitar lingkungan kita. hal ini juga sangat ampuh untuk menambah wawasan kita, paling tidak kita bisa sambil berdiskusi dengan orang lain sehingga akan ada timbal balik dari orang lain mengenai gagasan atau pendapat kita. dengan adanya dialog diharapkan perspektif yang kita miliki akan berkembang. 

3> Cobalah untuk rekreasi ke tempat-tempat yang kita sukai, atau melakukan hobi-hobi yang diminati, paling tidak cobalah peka terhadap lingkungan alam sekitar kita karena dengan hal itu biasanya seseorang akan merasakan kenyamanan. ketika diri kita sudah merasa nyaman maka otak dan hati kita mampu berkreativitas dengan segala potensi yang dimilikinya.

4> Cepat tulis dulu apa yang ingin ditulis. jangan banyak mikir. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab