Langsung ke konten utama

The Generation of Miracle

Pengalaman ini saya temukan ketika saya sedang melaksanakan PKM (Program Kegiatan Mengajar) di SMA di Jakarta Timur. Saya dari jurusan Pendidikan Ekonomi dengan tiga kawan yaitu, Alfi, Alit dan Ilfi. Karena jumlah kelas ekonomi yang diperbolehkan untuk kami mengajar ada empat, maka kamipun membagi kelas dengan jumlah kami yang juga kebetulan berjumlah empat juga. Alfi mengajar dikelas sepuluh (X) IIS 1, Alit dikelas sepuluh (X) IIS 2, Ilfi dikelas sebelas (XI) IIS dan saya sendiri mengajar dikelas sepuluh (X) MIA. 

Pertama kali masuk ke kelas sepuluh MIA sebenarnya masih ada sedikit perasaan grogi, tapi perasaan itu saya tepis dan saya mulai memperkenalkan diri dengan PD nya. Ketika itu saya langsung bertanya siapa ketua kelasnya. Karena saya berpikir, empat bulan kedepan saya akan sering bekerjasama dengan ketua kelas tersebut. Dan ketua kelas saat itu adalah Nay yang nama aslinya adalah Amanah Dzulhajah. Saya pikir dia adalah anak yang pemberani dan tegas. Kelihatan dari sorot wajahnya yang cukup membuat segan seseorang yang memandangnya. Kemudian ada Rafly Tirta yang menjabat sebagai wakil ketua kelas yang mungkin malah saya sering mintai pertolongan, dia ini sangat suka sekali dengan bela diri khas Indonesia, yaitu Silat.

Pertama kali saya memberikan tugas dikelas ini, saya berhasil mendapatkan hasil dua orang yang mengerjakan tugas tersebut. Yaitu Nay dan Vicky. Kalo Vicky ini, saya yakin dia adalah anak yang selalu rajin. Dan saya melihat sebuah kesuksesan di masa depannya, buktinya beberapa bulan setelah saya mengajar dia berhasil memenangkan hadiah spesial dari saya senilai Rp. 20.000,00- karena dialah satu-satunya yang mengerjakan PR dari saya.

Selain itu saya menemukan beberapa anak yang mempunyai beberapa hal unik dari dirinya. Yaitu ada Meshya yang hobi mengoleksi lagu-lagu hits barat. Bahkan saya sampai dikasih lagu hits pada waktu itu yaitu lagu dari john legend. Selain itu dia juga hobi membuat sebuah cerita. Ada Satrio yang selalu mengantuk dikelas, alibinya karena malamnya dia membantu orang tua bekerja. Selain itu dia mempunyai hobi bermain musik. Bicara masalah tidur ada juga yang katanya hobi tidur yaitu Tami. mungkin dia lagi sibuk merajut mimpi untuk masa depannya. Saran saya semoga Tami bisa mewujudkan mimpinya dengan berusaha mencapainya. Langkah awalnya adalah bangun dari mimpi itu dulu kemudian mulailah untuk mencapainya. 

Beberapa hari saya mengajar saya merasakan ada sekumpulan anak yang luar biasa mulai dari Kevin yang selalu aktif saat saya mengajar, ada juga Riski, Joshua, Budi dan Firlandi yang selalu punya keaktifan sendiri dibelakang kelas ketika saya megajar. Tapi saya yakin kelak mereka akan menjadi anak-anak hebat. Ah, namanya juga anak-anak. Batin saya. 


Tapi memang kadang hal itu membuat diri saya kesal. Tapi saya berusaha untuk bisa mengontrol diri, dan saya tetap memberikan materi yang harus disampaikan. Saat itu juga saya baru bisa merasakan bagaimana kasih sayang guru-guru saya dalam memberikan nasehat dan pelajarannya. Mereka begitu ikhlas untuk membuat diri saya menjadi lebih baik. Selain anak-anak yang unik tadi, ada juga anak-anak yang cukup rajin untuk memperhatikan seperti Khoirunisa, Khansa, Riska, Sherina, Uci, Ameria. Tapi kalo lagi ngobrol, udah kaya ibu-ibu arisan aja. Ada juga yang lumayan sering vokal dan reaksional seperti Ratu dan Diona. mereka semua ini memang anak-anak yang baik. Anak yang selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan. Saya berdoa semoga mereka ini mampu menjadi asset bangsa yang harus selalu dijaga dan dikembangkan potensinya.


Selain itu ada juga para paskibra yang selalu tampil Percaya diri dan tangguh ini lho, seperti Sendy, Varel, Camia, dkk. Walaupun mereka wanita tapi ketegasan sikap dalam upacara bendera selalu membuat saya kagum pada mereka. Selain Rafly, ada juga Indra dan Agi yang selalu setia untuk membantu saya menyiapkan media pembelajaran atau membawa tugas kelas ke kantor. Mereka ini juga anak-anak baik yang mempunyai rasa disiplin yang tinggi. Ada juga Alwi dan Richard yang selalu bersemangat. Hanya saja mereka berdua ini belum bisa mengendalikan kekuatan yang besar dalam dirinya. Seperti Naruto yang belum bisa mengendalikan cakra biju dalam dirinya. (Dalam komik serial Naruto).mengapa saya berkata demikian. Karena memang semangat yang tinggi inilah kekuatan yang akan mengantarkan kita pada cita-cita kita nantinya. Tetap semangat ya kalian. Terutama ketua kelasnya. 

Oh iya sebenarnya ada Karisma, Balgis, dan Ruth yang pernah saya temui dikelas ini. Namun mereka keluar dari sekolah dikarenakan hal tertentu. Salam saya selalu terus kompak, dan patuhilah selalu segala nasehat yang diucapkan ibu/bapak Guru. Kalian memang hebat dan penuh dengan bakat besar. Semoga kalian bisa merubah bangsa ini menjadi lebih baik. semoga kalian bisa memberikan keajaiban untuk Negeri tercinta ini. Iya kalian. Kalian para “The Generation of Miracle”. (meminjam istilah dalam serial Kuroko no Basuke).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat untuk Mantan, BiIQis

Yth. Kepada Mantan BiIQis Di manapun berada.                 Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu, Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.                      Sapardi Djoko Damono Sehubungan dengan datangnya surat ini, aku ingin memberikan kabar bahwa aku di sini sedang tidak terlalu baik tapi tidak juga buruk. Udara musim dingin belum begitu bersahabat denganku sehingga kadang membuatku merasa kurang nyaman. Ya, walaupun begitu, aku tidak bisa menafikan keindahan hujan saljunya yang memberikan hiburan tersendiri bagiku, karena menurutku hujan salju itu seperti hujan gula ...

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahi...