Langsung ke konten utama

kehilangan menurut hukum fisika

Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan. Entah karena nasib kehidupan yang telah dituliskan Tuhan, atau kehilangan yang diakibatkan oleh keteledoran diri kita sendiri. Pada umumnya, seseorang yang mengalami kehilangan itu akan merasakan kekecewaaan. Maklum saja, karena rasa kehilangan itu salah satu rasa yang tidak diharapkan oleh seorangpun didunia ini.

Sebenarnya didalam dunia ini tidak ada sesuatu yang hilang. Dalam hukum fisika setiap zat atau energi mengalami perubahan. Misalnya perubahan dari zat padat menjadi cair, cair menjadi uap, atau energi listrik menjadi energi cahaya, gerak dan bunyi. Semua zat atau energi tersebut berubah dengan berbagai sebab yang telah menjadi sunnatullah. Sama juga seperti kehilangan. Kehilangan sendiri jika dianalisis dengan pendekatan spiritual adalah suatu perubahan zat atau energi. 

Misal kita memiliki laptop yang biasa kita gunakan untuk mengerjakan tugas dan bermain game atau melakukan kegiatan lainnya. Nah, tiba-tiba saja laptop itu hilang dicuri orang. Maka sebenarnya yang terjadi menurut persepsi saya adalah Tuhan merubah zat atau benda tersebut menjadi energi tertentu. Bisa positif bisa juga negatif. Tergantung cara kita menyikapinya. Nantinya jika seseorang telah bisa mengubah hasil kehilangan tersebut menjadi energi yang positif maka jika kita olah lagi, energi tersebut akan menghasilkan benda baru yang lebih baik ataupun bermanfaat. tapi itu tidak terjadi dengan instan, karena tuhan telah menciptakan hukum sebab akibat. oleh karena itu kita harus realistis. yaitu dengan menggunakan energi yang kita punya untuk bekerja. nanti pasti ada saja rezeki yang diberikan kepada kita. dengan rezeki itu kita akhirnya bisa membeli sesuatu yang lebih baik lagi deh..

ataupun misalnya jika kita kehilangan seseorang yang kita cintai, maka pasti tuhan akan menggantinya dengan makhluk lain yang mencintai kita. 

Sebaliknya jika kita menyikapi kehilangan dengan pikiran negatif maka kita hanya mengubah benda yang hilang tersebut menjadi energi negatif yang mungkin akan membahayakan diri sendiri atau lingkungan sekitarnya. 

So. Ubah makna kehilangan dalam diri kita menjadi sebuah perubahan suatu benda untuk menjadi benda yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Maka nikmatilah keindahan hasil dari perubahan benda tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab