Menjadi guru itu berat, berat tanggungjawabnya, berat pengorbanannya, berat ikhlasnya dan berat keberaniannya.
Berat tanggungjawabnya karena setiap mengajar para guru akan memberikan asupan kognitif, afektif dan psikomotorik kepada para siswanya. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah para guru telah memberikan asupan- asupan tersebut secara positif sehingga kedepannya asupan tersebut akan menjadi amal jariyah bagi si guru. Atau justru sebaliknya,?
Berat pengorbanannya, ini jika dilakukan oleh yang benar-benar guru, guru yg haqiqi. Bukan guru yg hanya bersifat transaksional. Sejatinya, seorang guru harus meluangkan banyak waktunya untuk memikirkan kebutuhan muridnya, mulai dari perencanaan pengajaran, mengorganisasikan kemampuan dan sumber daya yang ada untuk tercapainya tujuan pendidikan, mengarahkan murid- muridnya untuk aktif dalam belajar dan mampu mengawasi pembelajaran siswa dan mengevaluasi siswa tersebut. Oleh karenanya, memang sangat perlu bagi seorang guru untuk mencurahkan segenap kemampuan yang ada dalam melakukan pengajaran kepada murid-muridnya tanpa berharap keuntungan setelah melakukan hal tersebut.
Oleh karenanya seorang guru berat ikhlasnya. Karena setelah melakukan banyak hal. Biasanya seorang guru yang masih pada tahap guru setengah jadi akan mengharapkan adanya balas jasa dari seseorang. Padahal tanpa kita harapkan pun, Tuhan akan memberikan balasannya. Dalam mekanisme dunia Tuhan telah menciptakan hukum aksi reaksi dimana ketika kita bertindak positif ataupun negatif, alam akan mengembalikan energi tersebut kepada diri kita. Tapi Tuhan juga memiliki hak absolut untuk memberikan hal lain.boleh karenanya, kita sebagai manusia khususnya guru harus tetap fokus kepada input dan proses. Karena masalah output itu adalah hak Tuhan untuk berkontribusi didalamnya.
Besar keberaniannya disini lebih kepada ketegasan dan kekonsistensian seorang guru dalam menerapkan prinsip-prinsip dalam proses belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus berani dan terbuka terhadap masukan masukan yang bersifat membangun dari peserta didik sehingga akan terjadi dialog yang menyenangkan antara pendidik dan peserta didik.
Menjadi guru memang berat bagi seseorang yang tidak punya kepribadian yang matang, dan berat jika bukan berada pada orang orang pilihan. Hanya orang orang yang bertanggungjawablah yang dapat memegang amanah sebagai seorang guru, hanya manusia manusia yang rela berkorban yang mampu bertahan menjadi seorang guru, hanya insan insan yang ikhlaslah yang secara valid pantas menjadi guru dan hanya jiwa jiwa pemberani yang mampu menjalani kehidupan sebagai seorang guru yang hakiki.
Komentar
Posting Komentar