Langsung ke konten utama

beratnya jadi guru

Menjadi guru itu berat, berat tanggungjawabnya, berat pengorbanannya, berat ikhlasnya dan berat keberaniannya.  

Berat tanggungjawabnya karena setiap mengajar para guru akan memberikan asupan kognitif, afektif dan psikomotorik kepada para siswanya. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah para guru telah memberikan asupan- asupan tersebut secara positif sehingga kedepannya asupan tersebut akan menjadi amal jariyah bagi si guru. Atau justru sebaliknya,? 

Berat pengorbanannya, ini jika dilakukan oleh yang benar-benar guru, guru yg haqiqi. Bukan guru yg hanya bersifat transaksional. Sejatinya, seorang guru harus meluangkan banyak waktunya untuk memikirkan kebutuhan muridnya, mulai dari perencanaan pengajaran, mengorganisasikan kemampuan dan sumber daya yang ada untuk tercapainya tujuan pendidikan, mengarahkan murid- muridnya untuk aktif dalam belajar dan mampu mengawasi pembelajaran siswa dan mengevaluasi siswa tersebut. Oleh karenanya, memang sangat perlu bagi seorang guru untuk mencurahkan segenap kemampuan yang ada dalam melakukan pengajaran kepada murid-muridnya tanpa berharap keuntungan  setelah melakukan hal tersebut. 

Oleh karenanya seorang guru berat ikhlasnya. Karena setelah melakukan banyak hal. Biasanya seorang guru yang masih pada tahap guru setengah jadi akan mengharapkan adanya balas jasa dari seseorang. Padahal tanpa kita harapkan pun, Tuhan akan memberikan balasannya. Dalam mekanisme dunia Tuhan telah menciptakan hukum aksi reaksi dimana ketika kita bertindak positif ataupun negatif, alam akan mengembalikan energi tersebut kepada diri kita. Tapi Tuhan juga memiliki hak absolut untuk memberikan hal lain.boleh karenanya, kita sebagai manusia khususnya guru harus tetap fokus kepada input dan proses. Karena masalah output itu adalah hak Tuhan untuk berkontribusi didalamnya.

Besar keberaniannya disini lebih kepada ketegasan dan kekonsistensian seorang guru dalam menerapkan prinsip-prinsip dalam proses belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus berani dan terbuka terhadap masukan masukan yang bersifat membangun dari peserta didik sehingga akan terjadi dialog yang menyenangkan antara pendidik dan peserta didik.


Menjadi guru memang berat bagi seseorang yang tidak punya kepribadian yang matang, dan berat jika bukan berada pada orang orang pilihan. Hanya orang orang yang bertanggungjawablah yang dapat memegang amanah sebagai seorang guru, hanya manusia manusia yang rela berkorban yang mampu bertahan menjadi seorang guru, hanya insan insan yang ikhlaslah yang secara valid pantas menjadi guru dan hanya jiwa jiwa pemberani yang mampu menjalani kehidupan sebagai seorang guru yang hakiki.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab