Langsung ke konten utama

Dilema Slamet

Slamet merasa mulia ketika jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, seperti hadits nabi yang berbunyi “khoirunnasi anfa’uhum linnas”. Setiap minggunya slamet dan kawan-kawan mengadakan kajian, kegiatan pengajian, pembinaan dan hal positif lainnya namun terkadang ibadah wajib dirinya masih terbengkalai.
 Dalam pelaksanaannya dikarenakan ruhiyah yang belum terawat dengan baik, terkadang slamet merasa kecewa, bosan, malas ketika menjalankan suatu kegiatan rutinnya, slamet kadang merenung dalam kesunyian malam.

“kenapa aku sekarang jadi kurang sabar gini ya?, aku sering mengadakan kajian buat orang lain tapi diriku sendiri malah ga dapet ilmunya, ah pasti Allah SWT udah ngasih pahala ke aku, kan aku udah bikin orang lain ngerti agama”. Batin slamet.

 Ketika sudah mikir hal seperti itu slamet mulai sulit tidur dan untuk menghilangkan kesendiriannya biasanya ia langsung smsan sama temannya si Jali. “bro, gimana kabarnya? Futsal masih jalan terus ga?” Tanya Slamet.

Kadang slamet harus menunggu agak lama untuk mendapatkan jawaban pesan singkat dari temannya ini, kemudian dia ingin mengirim sms kepada teman lainnya namun ia berpikir terlebih dahulu.

“sekarang waktu dah menunjukan pukul 22.45, aku ingin sms si Veni temen SMA ku, tapi aku kan aktivis, katanya ga boleh sms malem-malem, tapi aku pengin banget sms dia, gimana ya? coba sms aja deh aku kan belum tau dalilnya, hehe”.

“Assalamu’alikum? Maaf mengganggu, Gimana kabarnya Veni?” tulis Slamet.

Akhirnya Slamet pun berhasil mengirim pesan gratisannya kepada temannya itu, setelah menunggu sebentar tiba-tiba suara adzan terdengar dari Handphone miliknya.

“subhanallah,,,, veni bales sms” smsnya kira-kira apaan ya?”.
 Slametpun membuka smsnya dengan hati yang berdebar-debar, maklum sudah lama gak smsan.

“Www alhamdulilah bae, maaf veni lagi ngerjain tugas nih buat besok, smsannya kapan-kapan ya” balas veni.

Slametpun mengelus dada, slamet bingung ingin istighfar atau bersyukur.
 “emang dasar nih, orang mau smsan pada sibuk semua, sebenernya aku juga sibuk si tapi kan ingin meluangkan waktu buat refresing bentar, huh… kata mentor aku kalo lagi galau baca Al-Qur’an biar tenang, tapi kan aku lagi ga mood, terus gue harus ngapain ya?” (saking emosinya kata “aku” sudah tergantikan dengan “gue” secara otomatis). “tidur aja dah” (akhirnya slamet lupa kalau dia tadi gak bisa tidur)
 To be continued….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Vaksin R081442

Tak ada kata terlambat untuk memulai :)  Malam ini, 8 Ramadhan 1442 atau 20 April 2021 pukul 00.00 aku memulai sesuatu yang lama aku lupakan;  yakni  menulis.  Terakhir kali aku menulis, saat aku masih di Turki,  ketika sedang berkutat dengan hafalan-hafalan kitab klasik nahwu dan sharaf dalam rangka menempuh pendidikan informal yang diselesaikan selama 2 tahun lebih 8 bulan. Saat itu aku menulis mengenai hal-hal yang menjadi keresahan dalam benakku yang aku beri judul "Sampah". Kenapa sampah?  Karena keresahan tersebut ku pikir tidak ada gunanya ketika ditulis. Tapi ku berharap di masa yang akan datang, aku bisa mengambil beberapa pelajaran ataupun bisa memutar kenangan yang mungkin bisa memberikan  trigger  untuk melakukan perbuatan positif yang produktif.  Malam ini aku membaca koran republika yg tanggalnya aku sendiri lupa 😅. Dalam koran tersebut ada beberapa tajuk yang menarik yakni mengenai tokoh Fariduddin Attar seorang penyair kelahiran kota Nisaphur /Naisabur, Iran.

1

Hai kamu.. Gimana kabarnya sehat kah? Sehat memang salah satu nikmat yang kadang manfaatnya baru kita rasakan jikalau kita sakit, jadi yuk jangan lupa bersyukur atas kesehatan kita sampai hari ini. Di indonesia masih musim hujan ya? Eh maksudnya yang bagian pulau jawa. Enak dong bisa menikmati gurihnya makan mendoan dengan ditemani harumnya aroma secangkir kopi hangat, pasti kerasa banget kan kenikmatan suasana hujan itu. Apalagi kalau ditambah dengan berkumpul bersama sahabat, keluarga atau orang tercinta pasti momen hujan akan membuat semuanya menjadi lebih hangat. Apakah kamu masih suka pergi ke sekolah untuk bertemu dengan anak-anak kecil yang selalu membuat mu melupakan setiap keletihanmu, walaupun kamu masih menjadi guru honorer dengan gaji yang pas-pasan, lalu masihkah kamu mendiskusikan para petani dan nelayan yang hidupnya tak kunjung sejahtera padahal lahan dan lautan masih luas, atau masih seeingkah kau mengobrol dengan kawanmu tentang permasalahan SARA yang tidak ada hab